“Terimakasih Pak Dipo, berkenan Pak Dipo yang tadi kalau boleh lebih senang Pak Dipo kasih ke Pak Kapolri terkait apa yang menjadi pertanyaan Pak Dipo, itu lebih mantap, langsung aja Pak Dipo, biar difoto, nggak apa-apa kan Pak Cucun?,” ujar Ahmad Sahroni.
Namun, tiba-tiba Cucun menyampaikan di ruang Komisi III DPR RI agar pimpinan tidak bersikap diktaktor.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
“Pak saya minta Tertib juga ini. Tidak boleh, saya itu juga sama dengan bapak juga, saya juga menduduki pimpinan, nggak pernah saya diktator anggota harus di bawah pimpinan. Tolong juga hargai anggota, ini anggota fraksi saya, bapak jangan potong. Kalau waktu mau habis ingatkan waktu, jangan sampai ke substansi, biarkan anggota saya ngomong Pak,” timpal Cucun.
Saya juga pimpinan di luar komisi ini, anggota mau ngomong apa saya silahkan mau ngomong apa, silahkan. Hak anggota itu loh dalam MD3, jangan bilang Pak Dipo bukan doktor, Pak Adies doktor harus dikomparasikan begitu enggak boleh pak. Apa jadi standar doktor itu.”
Adies Kadir kemudian melakukan interupsi, ia mengaku tidak suka disebut diktator.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
“Interupsi pimpinan, saya tidak senang kalau saya diomong diktator, siapa yang diktator di sini. Saya hanya meluruskan, pimpinan saya belum selesai, saya hanya meluruskan di sini, jangan sebut nama, itu saja yang saya bilang,” ujarnya.
Situasi ini kemudian memunculkan interupsi dari sejumlah anggota Komisi III DPR yang ingin menyampaikan pernyataan.
Tapi Ahmad Sahroni kemudian mengambil peran dengan menekankan bahwa rapat kerja dengan Kapolri ditonton.