WahanaNews.co terkini gempa Afghanistan yang tewaskan 1.000 orang memperlihatkan rumah-rumah hancur dan puing-puing berserakan.
PBB pada Rabu (22/6/2022) memperkirakan, sekitar 2.000 rumah hancur akibat gempa Afghanistan bermagnitudo 6,1 yang menewaskan sedikitnya 1.000 orang membuat 1.500 korban luka-luka.
Baca Juga:
Jusuf Kalla: Semua Menteri Afghanistan saat Ini Teman Lama Saya
Gempa Afghanistan 2022 terjadi di wilayah terpencil dan jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
Kami yakin hampir 2.000 rumah hancur," kata Ramiz Alakbarov, Koordinator Bidang kemanusiaan PBB untuk Afghanistan, dikutip dari AFP.
Saat memberi info terbaru gempa Afghanistan kepada wartawan di markas besar PBB di New York melalui panggilan video dari Kabul, Alakbarov menambahkan bahwa jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal akan jauh lebih tinggi.
Baca Juga:
RI Kirimkan Bantuan 10 Juta Dosis Vaksin Polio ke Afghanistan
"Ukuran rata-rata keluarga Afghanistan setidaknya tujuh, delapan orang," tambahnya, seraya menyebutkan bahwa beberapa keluarga tinggal di satu rumah
Gempa Afghanistan 2022 terjadi di daerah timur yang berbatu dan diguyur hujan lebat, sehingga menyebabkan longsoran batu dan tanah longsor yang menghambat evakuasi.
Warga di sana sudah hidup dalam kesulitan dan diperburuk dengan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus 2021
Alakbarov melanjutkan, otoritas de-facto Afghanistan telah mengerahkan lebih dari 50 ambulans dan empat atau lima helikopter untuk menuju provinsi Paktika yang terkena dampak gempa Afghanistan terparah, serta memberikan bantuan tunai kepada keluarga korban.
Namun, dia menekankan bahwa kurangnya alat penggali menghambat upaya evakuasi
Dari PBB, tim kami tidak memiliki peralatan khusus untuk mengangkat orang dari bawah puing-puing. Ini harus banyak bergantung pada upaya otoritas de facto, yang juga memiliki batasan tertentu dalam hal itu," katanya.
Bahkan sebelum Taliban kuasai Afghanistan lagi, tim tanggap darurat Afghanistan sudah kesulitan menangani bencana alam yang sering melanda negara itu.
Akan tetapi, dengan hanya beberapa pesawat dan helikopter tersisa yang layak terbang sejak Taliban kembali berkuasa, tanggapan cepat terhadap bencana terbaru--termasuk gempa Afghanistan 2022--semakin terbatas di kutip dari “ CNN”