Selain itu, Hasto menyinggung saat SBY terpilih pada tahun 2004.
Saat itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum dijabat Anas Urbaningrum yang masuk Partai Demokrat setahun setelah Pemilu 2004 digelar.
Baca Juga:
Fahri Hamzah Sebut Hak Angket Hanya Untuk Menipu
"Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati yang harusnya menjadi wasit dalam Pemilu, ternyata kemudian direkrut menjadi pengurus teras Partai Demokrat," kata petinggi PDI-P ini
Dalam video yang beredar di media sosial, SBY menyebut ada tanda-tanda bahwa Pemilu 2024 bisa berjalan tidak jujur dan tidak adil sehingga ia harus turun gunung.
Seperti video yang tersebar lewat akun Tiktok @pdemokrat.sumut, SBY berpidato di depan para kader Demokrat bahwa akan ada kecurangan yang sudah terstruktur.
Baca Juga:
Soal Hak Angket Nasdem Ingin Buat Perjanjian dengan PDI-P, Ahmad Ali: Tak Ada Partai yang Serius
"Para kader, mengapa saya harus turun gunung, menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang. Saya mendengar, mengetahui bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY dalam video itu.
Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka, dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujar dia.
SBY juga menyebut, Demokrat akan sengaja dijegal lewat presidensial thresold 20 persen agar tidak ikut mengajukan calon presiden.