WahanaNews.co Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) KH M Akrim Mariyat dan rombongan berziarah ke makam AM (17), santri asal Palembang yang diduga tewas akibat dianiaya.
Para peziarah datang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Jumat (9/9/2022).
Baca Juga:
Auditor BPK Dicecar Pansel KPK Seputar Suap Hingga Rekening Istri
Akrim bersama rombongannya didampingi ayah kandung AM Rusdi (47), berdoa di makam dan melanjutkan takziah di rumah duka.
Dia menjelaskan maksud kedatangannya ke Palembang dalam rangka takziah dan menemui keluarga AM, karena santri tersebut adalah alumni Pondok Gontor.
Korban adalah alumni kita, murid kita dan wafat di Ponpes Gontor,” kata Akrim usai ziarah.
Baca Juga:
Pimpinan Baznas Kabupaten Karo Dilantik untuk Periode 2023-2028
Ia pun meyakini bahwa AM meninggal dalam keadaan mati syahid karena masih aktif menimba ilmu di Gontor.
“Kita yakin anak yang belajar dan meninggal sama dengan mati syahid. Karena dia adalah fisabilillah,” ujarnya.
Pihak Pondok Pesantren Gontor pun mengaku prihatin atas kejadian yang dialami AM. Karena itu mereka akan ikut bertakziah di rumah duka malam ini.
“Jadi kita ke sini untuk ikut bertakziah menyampaikan kedukaan kita mendoakan mudah-mudahan mati syahid dan dosa-dosa diampuni dan apapun amal di dunia diterima,” ucapnya.
Namun, Akrim menolak berkomentar saat ditanya mengenai kasus kematian santri yang diduga menjadi korban penganiayaan seniornya tersebut.
Begitu pun terkait laporan pihak pondok pesantren yang dinilai lamban dan dugaan adanya surat keterangan kematian palsu, Akrim enggan berkomentar.
“Permasalahan ini bukan urusan saya. Ada pembicara khusus. Kita ada namanya tim jubir sendiri,” kata M Akrim.
Disinggung soal dugaan kelalaian dari pondok pesantren, M Akrim tak mau berkomentar sedikit pun. Ia hanya berjalan keluar menuju TPU untuk silaturahmi ke rumah korban.
“Sudah mas ya, sudah,” kata seorang yang berada di samping M Akrim.
Sebelumnya diberitakan, Makam AM (17) santri pondok pesantren Gontor yang berada di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang, Sumatera Selatan, mulai dibongkar oleh tim forensik, Kamis (8/9/2022).
Pembongkaran makam itu dilakukan untuk mengetahui kondisi jenazah yang diduga tewas akibat menjadi korban penganiayaan.
Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan, otopsi itu dilakukan secara tertup dan dibantu oleh tim forensik dari RS Bhayangkara Muhammad Hasan Palembang.
"Yang menyaksikan hanya dokter, keluarga pengacara dan penyidik kami upayakan hasilnya dapat keluar siang ini," kata Nikolas.
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor Reni Susanti) Di kutip dari “ Kompas.com”