WahanaNews.co Pasca meninggalnya sosok Ibu Tien untuk selama-lamanya, ternyata di kalangan masyarakat tersebar banyak spekulasi.
Salah satunya adalah yang menyebut bahwa Bu Tien meninggal karena peluru nyasar.
Baca Juga:
Inilah Pria yang Lepas 7 Tembakan di Tengah Kerumuman Deli Serdang
Rumornya, peluru nyasar itu tembakan dari salah satu dua anak laki-lakinya yang berseteru.
Bersetru mengenai proyek mobil nasional.
Rumor tersebut berkembang sangat pesat dan besar, apalagi setelah ibu Tien Soeharto dikebumikan.
Baca Juga:
Polisi Anggota Polres Jeneponto Korban Penyerangan Mapolres Jalani Operasi di Makassar
Hingga bertahun-tahun lamanya rumor tersebut dipercaya dan berkembang.
Sampai-sampai hingga saat ini cerita rumor ini terus mengalir.
Bahkan ada yang mengatakan tidak pernah berbicara antara kedua anak laki-lakinya ibu Tien Soeharto dikarenakan kejadian tersebut.
Padahal antara rumor yang berkembang dan kenyataan yang sebenarnya terjadi tidak sama.
lengkap Raden Ayu Siti Hartinah dan merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo, menurut Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto meninggal dunia karena sakit jantung yang sudah lama dideritanya.
Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto yang pernah menjadi ajudan Soeharto dari tahun 1995 hingga 1998, dirinya menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto.
Menurut pengakuannya, seperti dilansir jatim.tribunnews.com, saat itu, dia baru saja menemani Soeharto memancing di Anyer, Banten, pada Jumat, 26 April 1996.
Ketika Soeharto sedang memancing yang ditemani dirinya, ibu Tien Soeharto sedang berada di sentra pembibitan buah Mekarsari.
Menurut Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, saat itu Tien terlalu asyik, dan bergembira melihat sejumlah tanaman yang sedang berbuah di tempat itu.
Sehingga, dia pun kurang memperhatikan kesehatannya. Padahal saat itu dirinya sudah memiliki gangguan jantung.
Karenanya dokter tidak membolehkan ibu Tien Soeharto berjalan terlalu jauh dan lama.
Tapi hal itu dilanggar Ibu Tien selama ia di Taman Buah Mekarsari.
Saat Soeharto kembali ke rumah, dan bertemu sang istri pada sore harinya, menurut Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, suasana berlangsung seperti biasanya.
Meski demikian, kala itu Tien tetap harus terus beristirahat karena kelelahan.
Namun, sesuatu tiba-tiba terjadi pada Minggu (28/4/1996) dini hari.
Baru pada Minggu dini hari sebelum subuh, sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak," kata Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, seperti dikutip dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".
Saat itu, sang Ibu Negara Tien Soeharto terlihat sulit bernapas.
"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen. Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.
Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Tien pun dilakukan oleh tim dokter, meski pada akhirnya Tien wafat.
"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien menghembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Sutanto.
Dari fakta mengenai ibu Tien Soeharto yang disampaikan oleh Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, kita semua mendapat pelajaran berharga.
Seperti dilansir dari medlineplus.gov, bagi penderita penyakit jantung, berolahraga, seperti yang dilakukan oleh ibu Tien Soeharto di Taman Buah Mekarsari memang baik.
Tapi satu hal yang harus diingat, sebelum merasakan lelas penderita penyakit jantung harus sudah istirahat.
Pun dalam kegiatannya jangan lupa selalu membawa pil nitrogliserin, yang langsung diminum manakal aterasa ada gangguan jantung.
Selain itu, penderita penyakit jantung pun wajib mengenali sinyal tubuh, seperti; pusing, sakit dada, detak jantung atau nadi tidak teratur, sesak napas, mual.
Saat itu terasa segera istirahat dan minum pil nitrogliserin, lalu minta pertolongan medis secepatnya. (*) Cece/Stylo