WahanaNews.co Dalam gambar rekaman CCTV itu, terlihat aktivitas mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo dan juga istrinya Putri Candrawathi saat berada di rumah.
Saat ini, rekaman CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo itu sudah tersebar luas hingga menjadi perbincangan banyak pihak.
Baca Juga:
Soal Informasi Ketidaknetralan Kapolri & Perintah ke Dirbinmas Dibantah Polri
Bahkan, pakaian yang dikenakan Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo cukup menjadi sorotan pada hari H terjadinya pembunuhan yang membuat Brigadir J atau Brigadir Yoshua Hutabarat tewas.
Dalam rekaman CCTV yang beredar, Putri Candrawathi sempat terlihat melakukan tes PCR di teras rumah
Awalnya, istri Ferdy Sambo ini datang dengan beberapa orang ajudannya.
Baca Juga:
Rekaman Video Dugaan 'Money Politik' beredar di Media Sosial
Pada rekaman CCTV itu juga terlihat Brigadir J memakai kaos putih lengan pendek.
Saat itu, Putri Candrawathi tampak tiba di rumah pribadinya memakai sweater hijau dan celana leging hitam.
Disana, masih terlihat Brgadir J yang sedang sibuk menurunkan koper.
Putri Candrawathi meninggalkan rumah pribadinya menuju rumah dinas masih mengenakan sweater hijau dan celana leging hitam seperti saat ia pertamakali tiba di rumah.
Disusul, Irjen Ferdy Sambo yang masih berseragam polisi lengakap.
Pada pukul 17.23 WIB, Putri Candrawathi tampak kembali ke rumah pribadinya.
Namun, saat kembali ke rumah pribadinya terlihat Putri Candrawathi memakai pakaian yang berbeda dari sebelumnya.
Diduga, kembalinya Putri Candrawathi ke rumah pribadi setelah terjadi insiden pembunuhan yang menewaskan Brigadir J.
Saat itu, Putri Candrawathi terlihat memakai piyama berwarna hijau dan celana pendek.
Baju piyama hijau dengan motif corak itu menjadi gambar visual terakhir yang memperlihatkan aktivitas Putri Candrawati di hari pembunuhan Brigadir J.
Motifnya Misteri
Sementara itu hingga kini, motif pembunuhan Brigadir J masih menjadi misteri yang belum diungkap oleh polisi.
Soal dugaan pelecehan seksual, hal itu langsung dibantah Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto.
Menurut Komjen Agus Andrianto, kalau dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi kemungkinannya sangat kecil.
"Kalau (pasal) 340 diterapkan, kecil kemungkinannya itu (pelecehan oleh Brigadir J)," kata Komjen Agus Andrianto, dilansir dari Kompas.com, Kamis (11/8/2022).
Bahkan soal dugaan adanya pelecehan seksual itu juga sudah dibantah oleh Bharada E.
Menurut pengacara Bharada E, Muhammad Boerhanuddin, sebelum kliennya diperintah oleh Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J, tidak ada pelecehan seksual seperti yang dituduhkan.
Bahkan Bharada E mengaku tidak melihat adanya pertengkaran sama sekali beberapa waktu sebelum dirinya menembak Brigadir J.
"Dugaan pelecehan itu tidak ada di TKP sama sekali, menurut Bharada E. Pengakuannya di TKP, Brigadir J belum tertembak," kata Muhammad Boerhanuddin di acara Hot Room Metro TV, Rabu (10/8/2022) malam.
Bahkan, Bharada E juga mengaku tidak melihat adanya penganiayaan terhadap Brigadir J.
"Yang pertama menembak adalah Bharada E atas perintah Irjen Ferdy Sambo. Lalu dari pengakuan Bharada E tidak ada penganiayaan sama sekali," tambahnya.
Meski tidak melihat adanya pertengkaran, namun Bharada E mengatakan kalau ia melihat Putri Chandrawati menangis mulai dari Magelang.
Muhammad Boerhanuddin mengatakan, diduga ada pertengkaran antara Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi di Magelang.
"Bharada E tidak menyebut masalahnya, cuma katanya Ibu Putri nangis-nangis dari Magelang itu. Menangis-nangis di rumah di Magelang situ," kata dia lagi.
Kemudian di perjalanan antara Magelang ke Jakarta, Putri Candrawathi pun disebut terus menangis.
Namun Bharada E tidak menyebutkan apa masalah yang membuat Putri Candrawathi menangis.
" Bharada E tidak sampaikan motif menangis ibu Putri karena apa. Bharada E tidak tahu kenapa sampai menangis," ujar Boerhanudin.dilansir dari "tribun news.com"