Naiknya harga makanan dan energi mendorong inflasi ritel tahunan India mendekati level tertinggi dalam delapan tahun pada April.
Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih agresif.
Baca Juga:
Hingga 20 Januari 2024, BMKG Imbau Warga Waspadai Tinggi Gelombang 4 Meter di Sulut
Harga gandum di India telah naik ke rekor tertinggi. Di beberapa pasar bahkan mencapai 320 dollar AS atau Rp 4,6 juta per ton.
Naiknya biaya bahan bakar, tenaga kerja, transportasi dan pengemasan juga mendorong harga tepung terigu di India.
Pekan ini, India baru saja menguraikan target ekspornya untuk tahun fiskal yang dimulai pada 1 April, dengan mengatakan akan mengirim delegasi perdagangan ke negara-negara seperti Maroko, Tunisia, Indonesia dan Filipina untuk mencari cara meningkatkan pengiriman.
Baca Juga:
BMKG Minta Nelayan Bali Waspadai Potensi Gelombang Tinggi 3,5 Meter di Perairan Nusa Dua
Pada Februari, pemerintah memperkirakan produksi 111,32 juta ton, rekor panen keenam berturut-turut, tetapi memangkas perkiraan menjadi 105 juta ton pada Mei.
Sebuah dealer perusahaan perdagangan global yang berbasis di New Delhi mengatakan, lonjakan suhu pada pertengahan Maret mengakibatkan hasil panen hanya sekitar 100 juta ton atau bahkan lebih rendah
Pengadaan pemerintah telah turun lebih dari 50 persen. Pasar spot mendapatkan pasokan yang jauh lebih rendah dari tahun lalu. Semua ini menunjukkan hasil panen yang lebih rendah," kata dealer itu.